Selasa, 31 Juli 2018

JUJITSU KOTA BATU IKUTI SOSIALISASI NEWAZA BERSAMA JUJITSAN SE MALANG RAYA

JUJITSU KOTA BATU IKUTI SOSIALISASI NEWAZA BERSAMA JUJITSAN SE MALANG RAYA





BATU - Pengurus Besar Jujitsu Indonesia Kota Batu bekerja sama dengan Pengurus Besar Jujitsu Indonesia Kota Malang dan Kabupaten Malang untuk menggelar sosialisasi newaza bertempat di Kampus ITN 1 Kota Malang.
Newaza merupakan salah satu nomor pada pertandingan Jujitsu yang cukup digemari. Pada sistem ini akan ada sebuah kuncian dan patahan yang sesuai regulasi sebagai senjata andalan untuk mengalahkan lawan.
Para Jujitsan baik dari Kota Batu, Kota Malang maupun Kabupaten Malang terlihat sangat antusias mengikuti sosialisasi ini untuk mendapat pengetahuan dan bekal sebagai pembelajaran mereka bila sudah kembali ke dojo masing - masing.
Seperti yang dituturkan oleh Kopda Budi Tri Cahyono (Ketua PBJI Kota Batu) Sebagai salah satu praktisi Jujitsu di Indonesia. Pada beladiri Jujitsu terdapat berbagai tehnik yang salah satunya adalah newaza. Seperti yang kita ketahui bersama nomor newaza adalah nomor yang dipertandingkan pada pentas Asian Games 2018 Jakarta - Palembang.
Ditemui di sela - sela kesibukannya anggota Yon Bekang 2 Kostrad ini menuturkan bahwa beladiri Jujitsu memiliki prospek yang sangat baik bilamana para atlet/jujitsan berlatih dengan sengguh - sungguh dan maksimal secara teratur. Ia menuturkan bahwa saat ini sedang berusaha mensosialisasikan tehnik newaza tidak hanya di Kota Batu maupun di Malang Raya melainkan dimanapun ia berada karena Jujitsu merupakan Beladiri yang sangat dicintainya dan ditekuninya mulai ia duduk di bangku SMP di salah satu sekolah di Kota Kediri. Ia juga menuturkan semakin banyak yang menyukai beladiri ini akan semakin mudah untuk mencari bibit - bibit atlet guna mengharumkan nama jujitsu baik pada event Nasional maupun Internasional.




Kamis, 26 Juli 2018

KENAIKAN TINGKAT SABUK
JUJITSU KOTA BATU
BATU - Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Pengcab Kota Batu melakukan penyematan tanda pengenal kepada 124 atlit pemula dan 60 atlit kenaikan tingkat dari sabuk kuning ke hijau di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani Kota Batu, Minggu (11/3) . Olahraga Jujitsu tergolong baru di Kota Batu, namun mendapatkan animo besar warga kota wisata ini.
Mahfud, Sekretaris Koni Batu hadir dalam kegiatan PBJI Pangcab Kota Batu ini. Selain pengurus, ada juga orang tua atlit hadir menyaksikan kegiatan di Balai Kota Among Tani ini.
Mahfud menjelaskan, olahraga ini sangat bagus dikembangkan untuk anak usia dini. Dia berharap, olahraga ini dapat dipertandingkan pada Pekan Olah raga Provinsi (PORPROV) dan Jujitsu mampu meraih medali seperti cabor lain dari Kota Batu. Jujitsu di Kota Batu mempunyai 124 atlit pemula, 60 sabuk kuning dan 21 sabuk hijau. Dengan begitu, total atlit Jujitsu di Kota Batu sebanyak 205 orang.
Sementara itu Ketua PBJI Pengcab Kota Batu, Kopda Budi Tri Cahyono mengungkapkan, tujuan kegiatan itu untuk melihat kemampuan atlit yang telah dibina. Selain itu, kegiatan juga ajang silahturahmi semua atlit dari berbagai tempat latihan (Dojo).

Atlit pemula yang ingin mendapatkan tanda untuk disematkan didada kiri, kata dia,  mereka haru menguasai kurikulum diajarkan sang pelatih. Waktu latihan untuk atlit pemula ini adalah dua bulan. Sedangkan kenaikan tingkat atau perubahan sabuk prosesnya hampir sama. Kurikulum lebih banyak dan diberikan selama empat bulan.
“Jujitsu, selain untuk prestasi, juga membangun karakter anak. Nantinya, mereka mempunyai tata krama dan etika  atau beraklak,” tutur Kopda Budi Tri Cahyono.
Jujitsu Kota Batu memiliki Dojo atau tempat latihan tiga lokasi. SMK Putikecwara, Jalan Panglima Sudirman Kota Batu digunakan sebagai tempat latihan sekaligus tempat latihan. Lokasi lain adalah SDN Dadaprejo 1 dan Balai Desa Sumberjo.

Anggota Yon Bek Ang Kostrad ini menambahkan, hasil keputusan rapat kerja PBJI Kota Batu, program pertama membentuk dojo sebanyak banyaknya. Selanjutnya, program mengarah pembinaan prestasi dan dipersiapkan untuk kejuaraan provinsi, PON,  SEA Games maupun Asian Games.
Rencannya, Pengcab Kota Batu menggelar kejuaraan Jujitsu Malang Raya, April nanti. Pelaksanaan bisa dilakukan di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani.
“Kami berharap bisa mencetak atlit berprestasi mampu meraih medali berbabagi kejuaraan. Dengan begitu mereka dapat mengharumkankan nama Kota Batu,” harapnya.(Sumber dari Malang Post 11 March 2018)


KEJUARAAN JUJITSU KOTA BATU PERTAMA




Ketua Panitia, Kopda Budi Tri Cahyono menjelaskan, kejuaraan ini merupakan program kerja Pengcab Jujitsu Kota Batu. Program pengurus ini untuk mencari  bibit atlet Jujitsu dari Kota Batu maupun Kota Malang dan Kabupaten Malang.
Pada pembukaan hadir Sekretaris KONI Kota Batu Drs. Mahfud  dan  Pengurus Jujitsu Kota Batu. Pembukaan juga berlangsung meriah karena terlihat  ratusan siswa siswi dari sekolah - sekolah memadati tribun untuk menyaksikan kejuaraan.
”Kami bangga melihat antusias warga Kota Batu ingin menyaksikan kejuaraan kali pertama ini. Hal ini membuktikan jika animo warga Kota Batu terhadap olahraga Jujitsu sangat luar biasa,” papar Kopda Budi Tri Cahyono. 
Pengcab Jujitsu Kota Batu menurunkan 33 atlet dalam kejuraan ini. Mereka berasal dari dojo SDN Dadaprejo 1, SMK Putikecwara dan dojo forum anak Sumberjo. Mereka merupakan atlet putra putri dari berbagai kelas yang dipertandingkan.
Kopda Budi Tri Cahyono juga menambahkan, kejuaraan ini juga kesempatan baginya untuk presentasi kepada sekolah melalui siswa yang hadir. Dia menjelaskan, olahraga Jujitsu bukan sekadar olahraga biasa karena digunakan sebagai pembentukan karakter. Atlet, selain berlomba untuk jadi pemenang, mereka juga harus mempunyai akhlak baik.(sumber dari Malang post 30 April 2018)
Beladiri JuJitsu khususnya aliran Kyushin - Ryu( I Kyushin Ryu ) masuk ke Indonesia pada saat sekitar pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara Jepang bernama Ishikawa. Ishikawa mewariskan ilmunya kepada R. Soetopo yang kemudian menurunkan kepada Drs. Firman Sitompul, Brigjen ( Pol ) Drs. DPM Sitompul SH,MH , Drs. Heru Noercahyo. MM , Drs Bambang Soeprijanto, Mayor ( Pol ) Drs. Heru Winoto. Beliau – beliau inilah penggerak berkembangnya JuJitsu di tanah air hingga kini.
 Pada tahun 1981 diadakan demontrasi bela diri Ju Jitsu di PTIK Jakarta oleh ahli Ju Jitsu Indonesia yang akhirnya mendapat penghargaan (pengakuan) dari Kedutaan besar Jepang di Jakarta. Di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada tanggal 23 Juni 1982 seorang alumni Mahasiswa PTIK bernama : Kapten Pol. Drs. Adityawarman (Sabuk Coklat/Kyu I) telah berhasil mempertunjukkan pukulan memakai tenaga dalam Jiu Jitsu terhadap tumpukan batu bata merah sejumlah 34 (tiga puluh empat) ± 1,5 Meter dapat dipukul pecah semua dan hal tersebut telah disiarkan lewat televisi pada siaran Hankam. Mahasiswa–mahasiswa PTIK angkatan XVII/Widya Bhakti pada tingkat sabuk Biru atau Kyu 2, telah mampu memukul pecah susunan batu bata sebanyak 17 (tujuh belas) tumpukan dilakukan oleh Kapten Pol A. Simanjutak (tanggal 2 Nopember 1982).
Disamping hal tersebut di atas bela diri JuJitsu juga mempunyai teknik beladiri khusus yang berguna untuk Polisi dan sudah di uji coba di PTIK, teknik–teknik tersebut meliputi :
  • Teknik menggunakan jaket POLRI/TNI sebagai alat untuk membela diri
  • Teknik menggunakan helm ( topi ) patroli sebagai alat membela diri
  • Teknik menggunakan sabuk sebagai alat membela diri
  • Teknik menggunakan tongkat dan borgol Polisi
  • Teknik Perkelahian di Mobil Patroli Polisi
  • Teknik menggunakan tongkat pendek kecil patroli Yaware ( pulpen ) sebagai alat membela diri
  • Teknik beladiri untuk Polisi Wanita
  • Perkelahian malam hari
Memang pada hakekatnya alat perlengkapan perorangan Polisi di lapangan yaitu : Jaket, sabuk, tongkat, tali pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat untuk membela diri dari serangan fisik para pelanggar hukum, baik bentuk serangan itu dengan senjata tajam maupun dengan tangan kosong ( tanpa senjata ) Dalam perkembangannya sampai sekarang ini, JuJitsu berkembang pada kesatuan militer di Yonif Para Raider Kostrad 328, Yonif Para Raider Kostrad 305, Yonif Para Raider Kostrad 501, Kopassus, Paspampres, Pusdikkes Marinir di Surabaya dan kesatuan militer lainnya. JuJitsu yang berkembang dewasa ini, telah membentuk suatu Induk organisasi yang bernama Institut JuJitsu Indonesia (IJI) yang berpusat di Jakarta dan telah menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dibawah naungan Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI).